Wajib Diwaspadai, ini 7 Penyakit Akibat Kerja yang Sering Menjangkit Pekerja di Indonesia
Foto: Shutterstock.com
Orang-orang bekerja untuk mendapatkan penghasilan dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Setiap pekerjaan memiliki risikonya masing-masing, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan. Dalam lingkungan kerja, tentu terdapat beberapa bahaya yang dapat menimbulkan masalah kesehatan. Kondisi inilah yang disebut sebagai penyakit akibat kerja (PAK).
Menurut Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja, dijelaskan bahwa penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Atau istilah ini juga biasa disebut occupational disease.
Bedasarkan data dari International Labour Organization (ILO) yang merupakan organisasi buruh internasional, pada tahun 2022 menurut data ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat kerja dan ada kebih dari 160 juta pekerja mengalami sakit dikarnakan adanya bahaya di tempat kerjadan juga ada 1,2 juta pekerja yang meninggal dikarnakan adanya kecelakaan kerja dan sakit di tempat kerja.
Baca Juga:
- Berisiko pada Pekerja, Pahami Langkah Pencegahan Ergonomi dan Manfaatnya di Kantor
- Bagaimana Manajemen Penanganan Stres yang Efektif di Tempat Kerja?
Penyebab Penyakit Akibat Kerja
Foto: Freepik.com
Penyebab penyakit akibat kerja dikelompokkan menjadi lima golongan yaitu:
1. Penyebab fisik, seperti bising, getaran, radiasi, tekanan udara, dan suhu ekstrim.
2. Penyebab biologis, seperti infeksi menular antarpekerja, infeksi jamur, bakteri, dan virus dari hewan atau tanaman.
3. Penyebab ergonomi, seperti desain tempat kerja tidak standar, postur kerja yang buruk, beban fisik berlebihan, dan pencahayaan yang tidak sesuai.
4. Penyebab paparan bahan kimia, seperti asap atau debu industri, pestisida, dan zat beracun seperti timbal dan merkuri.
5. Penyebab psikososial, seperti stres kerja berkepanjangan, tekanan di tempat kerja, pekerjaan monoton, dan ketidakpuasan pekerjaan.
Beragam Penyakit Akibat Kerja yang Sering Menjangkit Pekerja di Indonesia
Foto: Freepik.com
Pekerjaan dengan lingkungan yang tidak aman sering kali menyebabkan penyakit akibat kerja (PAK). Di Indonesia, berbagai industri seperti pertambangan, konstruksi, dan manufaktur menempatkan pekerja pada risiko tinggi terkena penyakit tertentu. Berikut adalah tujuh penyakit akibat kerja yang sering terjadi di Indonesia:
1. Gangguan pernapasan
Terpapar zat-zat seperti debu, asap, atau gas beracun di udara secara berulang atau jangka panjang selama bekerja dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Berikut beberapa contoh penyakit akibat kerja yang terkait dengan gangguan pernapasan.
- Asma
Asma adalah reaksi alergi yang memicu peradangan dalam saluran pernapasan yang terjadi akibat paparan zat-zat tertentu atau partikel di udara di lingkungan kerja.
- Pneumoconiosis
Merupakan peradangan paru yang disebabkan akibat menghirup debu mineral seperti asbes atau silika. Penyakit ini berisiko tinggi bagi pekerja di industri pertambangan, pengolahan mineral, dan konstruksi.
- Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
Kelompok penyakit pernapasan yang terdiri dari bronkitis kronis dan emfisema akibat paparan debu dan zat kimia.
2. Gangguan muskuloskeletal
Jenis penyakit akibat kerja ini menimbulkan masalah pada sistem otot, tulang, sendi, ligamen, dan jaringan penopang tubuh lainnya. Penyakit ini biasanya terjadi akibat posisi duduk yang buruk, gerakan berulang atau beban fisik yng berlebihan selama melakukan pekerjaan. Berikut beberapa contoh gangguan muskuloskeletal yang terkait dengan pekerjaan.
- Carpal tunnel syndrome
Gangguan akibat tekanan berlebihan pada saraf pergelangan tangan yang kerap dialami oleh pekerja kantor, kasir, dan tukang bangunan.
- Bursitis
Peradangan pada bursa, yaitu kantong berisi cairan yang berfungsi sebagai penyangga antara tulang, tendon, dan otot.
- Tendinitis
Peradangan pada tendon, yaitu jaringan ikat yang menghubungkan jaringan otot dengan tulang, yang disebabkan gerakan berulang saat kerja.
3. Gangguan pendengaran
Penyakit akibat kerja yang sering menjangkit pekerja di Indonesia berikutnya yakni gangguan pendengaran. Kebisingan tinggi di tempat kerja dapat merusak sel-sel rambut pada telinga bagian dalam yang bertanggung jawab mendeteksi suara. Para ahli berpendapat bahwa paparan suara lebih dari 85 desibel (dB) yang terus-menerus dan berulang dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Berikut beberapa contoh penyakit akibat kerja yang berkaitan dengan gangguan pendengaran.
- Tuli akibat kebisingan
Gangguan pendengaran akibat paparan kebisingan yang intens dan berkepanjangan, seperti bekerja di pabrik atau industri manufaktur.
- Tuli akibat getaran
Gangguan pendengaran akibat paparan getaran berulang, seperti akibat penggunaan alat berat yang menimbulkan getaran.
4. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah penyakit kulit yang umum terjadi di lingkungan kerja. Kondisi ini dapat menyebabkan kulit merah meradang setelah terpapar agen fisik, biologis, atau kimia. Apabila tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat memburuk dan menyebabkan infeksi kulit.
Berdasarkan penyebabnya, dematitis konta dibedakan dalam dua jenis.
- Dermatitis kontak alergi
Penyakit ini merupakan peradangan kulit akibat paparan langsung terhadap zat-zat pemicu alergi sehingga menyebabkan munculnya reaksi alergi.
- Dermatitis kontak iritan
Peradangan kulit akibat paparan langsung terhadap bahan kimia atau zat tertentu yang bersifat mengiritasi kulit (iritan).
5. Kanker
Selanjutnya, penyakit akibat kerja yang wajib diwaspadai yaitu kanker. Penyakit ini disebabkan oleh paparan zat-zat berbahaya di lingkungan kerja yang berisiko tinggi. Berikut beberapa contoh kanker yang terkait dengan pekerjaan atau lingkungan kerja.
- Kanker paru
Kanker ini terbentuk pada paru-paru akibat paparan debu, asap, dan bahan kimia beracun, seperti asbes, arsenik, atau nikel di tempat kerja.
- Leukemia
Merupakan kanker darah yang dipicu oleh paparan radiasi atau zat kimia, seperti benzena dan formaldehida di industri kimia.
- Mesothelioma
Kanker pada mesothelium, yaitu selaput yang melapisi berbagai organ dalam tubuh, akibat paparan asbes di industri konstruksi.
6. Gangguan mental
Salah satu penyakit akibat kerja yang perlu diwaspadai yakni gangguan mental. Kesehatan mental timbul atau diperburuk karena faktor-faktor seperti stres dan tekanan di tempat kerja. Jenis gangguan mental yang paling sering ditemui yakni gangguan stres pascatrauma (PTSD). PTSD dapat memengaruhi pekerja di lingkungan kerja dengan tekanan tinggi, termasuk satuan pengamanan, polisi, atau tentara.
7. Infeksi menular
Lingkungan kerja tertentu, seperti fasilitas pelayanan kesehatan dan laboratorium, bisa menjadi tempat penyebaran infeksi virus, bakteri, dan patogen lainnya. Berikut beberapa contoh infeksi menular yang umumnya terjadi di lingkungan kerja.
- Influenza
Penyakit pernapasan akut akibat infeksi virus influenza dan ditularkan melalui percikan air liur atau droplet.
- Tuberkolosis
Penyakit menular yang menyerang paru-paru dan organ tubuh lainnya akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menular melalui percikan batuk.
- Hepatitis
Infeksi hati yang dapat disebabkan oleh virus hepatitis dan ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh.
Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi prioritas utama perusahaan untuk mensejahterakan pekerja dan mencegah munculnya penyakit akibat kerja. Tidak hanya sebagai kewajiban perusahaan, penerapan K3 juga perlu dilakukan dalam beberapa langkah sederhana seperti berikut ini.
1. Waspadai risiko pekerjaan dan ikuti prosedur keselamatan di tempat kerja Anda.
2. Pastikan untuk selalu mengenakan alat pelindung diri (APD) yang melindungi Anda dari paparan bahan kimia dan zat-zat berbahaya.
3. Gunakanlah waktu istirahat semaksimal mungkin untuk mengurangi stres dan kelelahan.
4. Lakukan pemeriksaan kesehatan (medical check-up) secara rutin untuk bisa mendeteksi penyakit terkait pekerjaan sedari dini.
Penyakit-penyakit tersebut menunjukkan betapa pentingnya perlindungan dan kesadaran akan kesehatan pekerja di Indonesia. Implementasi sistem K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang efektif dan penggunaan alat pelindung diri (APD) sangat diperlukan untuk mencegah penyakit akibat kerja.
Semoga bermanfaat, salam safety!
Baca Juga
Tips Mencegah Cedera Tangan: Apa yang Harus dan Jangan Dilakukan di Tempat Kerja
Penting Diketahui, Ini Penyebab, Jenis dan Cara Penanganan Dislokasi Pergelangan Tangan
Cedera Tangan Sering Terjadi di Tempat Kerja, Kenali Jenis dan Cara Pencegahannya
Mencegah Penyakit Akibat Kerja dengan Penggunaan APD yang Tepat: Jenis dan Perannya
Bagaimana Manajemen Penanganan Stres yang Efektif di Tempat Kerja?