Sering Dianggap Cedera yang Sama, Kenali Perbedaan Sprain dan Strain Serta Cara Mengatasinya

27 Juni 2024
Sering Dianggap Cedera yang Sama, Kenali Perbedaan Sprain dan Strain Serta Cara Mengatasinya

Foto: Freepik.com

Ketika mengalami cedera saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik lainnya, istilah sprain dan strain sering digunakan. Meskipun terdengar mirip dan sering kali dianggap sama, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal penyebab, gejala, dan penanganan.

 

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), cedera sprain dan strain sangat umum terjadi di Amerika Serikat dengan jutaan kasus setiap tahunnya. Data terbaru menunjukkan bahwa cedera ini tidak hanya terjadi pada atlet tetapi juga pada individu yang aktif secara fisik dalam kehidupan sehari-hari.

 

Perbedaan Antara Sprain dan Strain

 

Sprain (Terkilir) adalah cedera yang melibatkan peregangan atau robekan pada ligamen, yaitu jaringan yang menghubungkan dua tulang pada sendi. Sprain biasanya terjadi akibat gerakan mendadak atau jatuh yang memaksa sendi berada dalam posisi yang tidak normal. Area yang paling sering terkena sprain adalah pergelangan kaki, lutut, dan pergelangan tangan.

 

Strain (Ketegangan), di sisi lain, adalah cedera yang melibatkan peregangan atau robekan pada otot atau tendon, yaitu jaringan yang menghubungkan otot ke tulang. Strain biasanya terjadi akibat tarikan yang tiba-tiba atau penggunaan otot yang berlebihan. Cedera ini sering terjadi pada punggung bagian bawah, hamstring, dan otot bahu.

Baca juga artikel ini:

Gejala Sprain dan Strain

 

Gejala Sprain:

  1. Nyeri pada sendi
  2. Pembengkakan
  3. Memar
  4. Ketidakmampuan untuk menggerakkan sendi secara normal
  5. Terdengar atau terasa seperti 'pop' pada saat cedera

 

Gejala Strain:

  1. Nyeri pada otot atau tendon
  2. Pembengkakan
  3. Kekakuan dan kesulitan bergerak
  4. Kram otot
  5. Kelemahan pada area yang cedera

 

Pertolongan Pertama untuk Sprain dan Strain

 

Pertolongan pertama untuk sprain dan strain pada dasarnya sama dan dikenal dengan metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) yaitu:

1. Rest (Istirahat):

Hentikan aktivitas yang menyebabkan cedera dan beristirahat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

2. Ice (Kompres Es):

Kompres es pada area yang cedera selama 15-20 menit setiap dua hingga tiga jam. Es membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri.

3. Compression (Pembebatan):

Bungkus area yang cedera dengan perban elastis untuk membantu mengurangi pembengkakan. Jangan membungkus terlalu ketat karena bisa menghambat aliran darah.

4. Elevation (Elevasi):

Angkat bagian tubuh yang cedera di atas tingkat jantung untuk membantu mengurangi pembengkakan.

 

Selain metode RICE, penggunaan obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau acetaminophen bisa membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Jika gejala tidak membaik dalam beberapa hari atau semakin parah, segera konsultasikan dengan tenaga medis.

 

Penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut seperti kerusakan permanen pada ligamen, otot, atau tendon. Dengan mengetahui perbedaan antara sprain dan strain serta cara memberikan pertolongan pertama yang benar, kita dapat membantu proses penyembuhan dan mengurangi risiko cedera lebih lanjut.

 

Salam Safety.