Cedera Tangan Sering Terjadi di Tempat Kerja, Kenali Jenis dan Cara Pencegahannya

27 September 2024
Cedera Tangan Sering Terjadi di Tempat Kerja, Kenali Jenis dan Cara Pencegahannya

Foto: Shutterstock.com

 

Cedera tangan merupakan salah satu jenis cedera yang paling sering terjadi di tempat kerja, terutama di industri dengan risiko tinggi seperti konstruksi, manufaktur, dan pertanian. Menurut data dari Occupational Safety and Health Administration (OSHA), lebih dari 20% cedera di tempat kerja melibatkan tangan atau jari.

 

Cedera tangan bisa berupa potong, terbakar, tergencet, atau bahkan amputasi. Memahami jenis-jenis cedera tangan yang umum terjadi serta langkah-langkah pencegahannya sangat penting untuk meningkatkan keselamatan kerja.

 

Baca Juga:

 

Jenis-Jenis Cedera Tangan dan Cara Pencegahannya

Berikut adalah beberapa jenis cedera tangan yang sering terjadi di tempat kerja dan cara efektif untuk mencegahnya.

 

1. Cedera Potong (Laceration)

Cedera potong terjadi ketika tangan atau jari terkena benda tajam, seperti pisau, kaca, atau mesin pemotong. Cedera ini bisa ringan atau serius, tergantung pada kedalaman potongan dan alat yang digunakan. Berdasarkan laporan Bureau of Labor Statistics (BLS), pada tahun 2023, sekitar 30% dari semua cedera tangan di tempat kerja adalah cedera potong, terutama di industri manufaktur dan restoran.

 

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah cedera tangan saat bekerja. Sarung tangan anti-potong adalah perlindungan utama bagi pekerja yang menggunakan alat tajam. Pelatihan penggunaan alat yang tepat mengenai penggunaan alat pemotong untuk menghindari kesalahan yang dapat mengakibatkan cedera. Selanjutnya, langkah mencegah cedera potong yakni dengan perawatan alat. Pastikan alat tajam selalu dalam kondisi baik, tajam, dan aman digunakan.

 

2. Cedera Terbakar (Burn Injury)

Foto: Shutterstock.com

Cedera ini biasanya terjadi akibat kontak dengan suhu tinggi, bahan kimia berbahaya, atau listrik. Pekerja di industri pengelasan, laboratorium, dan dapur memiliki risiko lebih tinggi mengalami cedera ini. Menurut data dari National Fire Protection Association (NFPA), cedera akibat panas atau bahan kimia menyumbang 10% dari total cedera tangan di tempat kerja pada tahun 2022.

 

Guna mencegah cedera tangan terbakar, maka pekerja wajib menggunakan sarung tangan tahan panas atau bahan kimia sangat penting di industri yang melibatkan penggunaan bahan berbahaya. Pekerja harus selalu mematuhi protokol keselamatan saat bekerja dengan bahan berbahaya dan memastikan area kerja dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran atau pencuci mata darurat.

 

3. Cedera Kompresi (Crush Injury)

Cedera kompresi terjadi ketika tangan atau jari terjepit atau tergencet oleh mesin atau benda berat. Cedera ini sering terjadi di industri konstruksi dan manufaktur, terutama saat menggunakan alat berat atau forklift. Menurut National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), lebih dari 18% cedera tangan yang dilaporkan di tempat kerja pada tahun 2022 adalah cedera kompresi.

 

Mesin dengan sensor otomatis yang mematikan sistem saat ada bagian tubuh yang mendekati area berbahaya bisa mencegah cedera kompresi. Perawatan dan inspeksi mesin secara rutin untuk memastikan semua komponen bekerja dengan baik dapat mengurangi risiko kecelakaan. Tidak hanya itu saja, untuk lagkah pencegahan pekerja harus dilatih menggunakan alat berat dengan benar, dan area kerja harus dijaga tetap bersih dari benda-benda yang bisa menyebabkan cedera.

 

4. Amputasi (Amputation)

Amputasi adalah salah satu cedera tangan paling serius, biasanya disebabkan oleh mesin berat yang tidak dilengkapi pelindung atau tidak dioperasikan dengan aman. Industri pertanian dan manufaktur memiliki tingkat amputasi tangan yang tinggi. Berdasarkan laporan dari BLS tahun 2023, lebih dari 4.000 kasus amputasi jari dilaporkan di Amerika Serikat, sebagian besar terjadi di sektor pertanian dan manufaktur.

 

Untuk pencegahan, pastikan mesin yang digunakan dilengkapi dengan pelindung yang sesuai agar tangan pekerja tidak bisa langsung bersentuhan dengan bagian yang berbahaya. Setiap mesin harus dilengkapi tombol penghenti darurat yang mudah diakses oleh operator. Selain itu, wajib juga mengadakan program pelatihan keamanan yang komprehensif tentang prosedur keselamatan mesin dan operasional yang aman.

 

5. Cedera Repetitive Strain Injury (RSI)

Foto: Freepik.com

Cedera akibat gerakan berulang ini sering terjadi pada pekerja yang melakukan tugas yang sama secara terus-menerus, seperti mengetik, merakit barang, atau mengangkat benda berat. RSI dapat menyebabkan gangguan pada otot, tendon, dan saraf tangan.

 

Pencegahannya dengan menerapkan prinsip ergonomi dalam pekerjaan sehari-hari, seperti postur kerja yang benar dan penggunaan alat yang tepat, bisa mencegah RSI. Mendorong pekerja untuk beristirahat secara berkala untuk meregangkan otot-otot tangan dan mengurangi kelelahan otot. Serta, pastikan peralatan kerja disesuaikan dengan kebutuhan pekerja untuk meminimalisir gerakan yang berulang dan mengurangi ketegangan pada otot.

 

Cedera tangan di tempat kerja adalah ancaman yang serius dan bisa berdampak jangka panjang terhadap kesehatan pekerja serta produktivitas perusahaan. Berdasarkan data terbaru dari Bureau of Labor Statistics (BLS) dan NIOSH, pencegahan cedera tangan dapat dilakukan melalui penggunaan APD yang sesuai, pelatihan keselamatan yang konsisten, dan pemeliharaan alat serta mesin yang baik. Mencegah cedera tangan bukan hanya melindungi kesehatan pekerja, tetapi juga mengurangi biaya perusahaan yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja.

Semoga bermanfaat, salam safety!